Blog of Geography Studi in SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, Indonesia

GEOGRAPHY of SMA NEGERI 1 SUKABUMI

Search This Blog

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

September 30, 2015

Mampukah Kita Mengapresiasi Mereka dengan Lebih Serius Lagi?

L

http://m.kompasiana.com/adefathurahman/mampukah-kita-mengapresiasi-mereka-dengan-lebih-serius-lagi_560be7187fafbda40d3449cdatar belakang serta urgensitas penanganan tawuran pelajar adalah realitas sosial yang terbentuk dari sebuah pelaksanaan sistem yang lemah pengawasan.dan buntu inovasi.
Banyak sudah perbincangan yang berkembang di masyarakat yang menyimpulkan adanya indikasi keterlibatan orang dewasa (baca, pihak ketiga) pada persoalan ini.
Tentu saja, pihak ketiga yang dimaksud adalah kelompok yang diuntungkan secara sosiologis, psikologis, bahkan mater atas langgeng dan lestarinya salah satu bentuk perilaku pelajar tersebut (baca tawuran).
Beberapa tayangan promosi kelompok pelajar pelaku tawuran menyertakan jargon-jargon perlawanan terhadap sistem kemasyarakan dan ketat pemerintahan kita yang dianggap telah memarjinalkan sendi-sendi kebutuhan hidup mereka. (Silahkan, simak promosi kelompok mereka di youtube).
Secara kebetulan, saya prnah mendapatkannya pada produk tugas pelajaran Tekinfokom di SMANSA Kota Sukabumi pada tahun 2012 yang pada saat itu dipegang Saudara Muh Khudri Malik, S.Pd. berkenaan dengan kelompok BZAD.
Tentu saja, indikasi ini tidak lantas menyurutkan ikhtiar kita menyelamatkan mereka semua dengan mengasah kemampuan kita untuk berkompetisi dengan pihak ketiga yang dimaksud diatas.
Kemampuan melahirkan kegiatan-kegiatan inovatif- kreatif yang mampu menstilmulan motivasi para pelajar pelaku tawuran untuk beralih pola kegiatannya ke program yang kita ciptakan. Hal mendasar, sesuai dengan Piramida Maslow pada usia mereka adalah kebutuhan afiliasi diri atau kebutuhan mempertontonkna eksistensi diri mereka pada khalayak. Maka, apresiasi dari kitalah yang harus mulai ditingkatkan, bahkan mungkin dengan berbagai hadiah-hadiah atas kompetisi yang berhubungan dengan skill unik mereka di bidang vokasi.

Salah satu hal yang urgen untuk dilakukan dalam penanganan dan antisipasi tawuran pelajar adalah langkah peng-APBD-an.
Selanjutnya pengawalan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program ini harus diperjetat.
Mengingat Pleno RAPBD tahun anggaran ini yang katanya sudah berakhir, maka Kepala Pemerintahan Kota, melalui Perwalnya atau aturan tambahan lainnya harus mampu mengalokasikan dana dari program sejenis yang sudah disyahkan kepada kegiatan yang dimaksud diatas.

Komisi III DPRD dan semua elemen Panca Mitra Pendidikan Kota harus pula giat memantau pergerakan dan kegiatan pelajar disemua gala aktifitas publik dan dunia maya.
Dana CSR BUMD, Perbankan dan Perusahaan Swasta lain harus teralokasi pada program penanganan dan antisipasi tawuran pelajar dan bentuk penyimpangan perilaku pelajar  (kenakalan remaja).
Refferensi :
Medan Theory dari Lewin.
B = f (P + E)
Perilaku (behavior)  merupakan perpaduan  fungsi dari kepribadian (personality) dengan Lingkungan (Environtment) seseorang.
Kepribadian merupakan produk dari interaksi (sosialisasi) seseorang di keluarga, sekolah dan masyarakat.
Lingkungan terbentuk secara sistemik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Simpulannya, maka sekolah memberikan kontribusi 2/ 6 atau 33 % terhadap pembentukan perilaku seseorang bersejajaran (linier) dengan keluarga dan masyarakat.

September 29, 2015

Mari Jadikan siswa/i kita Pencinta Matematika

Matematika dalam Khazanah Ilmu Pengetahuan, menurut beberapa filosof berkedudukan sebagai bagian dari Human Science, seperti halnya Bahasa.
Pada fungsinya di lalangan, ternyata untuk membuktikan secara empiris, baik pada kajian Ilmu Alam, maupun Ilmu sosial, nalar berpikir ilmiah sangat bergantung pada matematika.
Pada realitas seperti itulah, jika kemudian matematika sangat tepat disebut sebagai Ratu Ilmu Pengetahuan.
Maka, tidak boleh ada siswa/i kita yang masih menganggap matematika sebagai "momok", melainkan mata pelajaran yang diperlukan semua jurusan di Sekolah Menengah Atas khususnya.
Sangat disayangkan, ketika matematika tidak disenangi dan menjadi mata pelajaran yang membosankan, karena dengan matematika itulah logika dan verifijasi ilmiah siswa  kita mendekati ke akurasian pada saat mereka mempraktekan penelitia ilmiahnya pada saat mereka kuliah atau pada pengabdian masyarakatnya pasca luliah nanti.

http://p4tkmatematika.org/2012/04/kedudukan-matematika-dalam-ilmu-pengetahuan/

Untuk repetasi oara guru yang suka meneliti, bisa dilihat juga link keren dibawah ini :

http://www.en.globalstatistik.com/pengertian-dan-perbedaan-statistik-parametrik-dan-non-parametrik/

September 27, 2015

Keuntungan Memilih Jurusan Pendidikan Geografi


Jika sebagian mahasiswa lain, ketika memilih Jurusan Pendidikan Geografi, dikarenakan ketertarikan mereka dengan Mata Pelajaran Geografi, maka saya melakukan pilihan itu hanya karena ingin mendapatkan kesempatan mengajar di dua jurusan SMA, yaitu IPA dan IPS saat itu.
Beruntung, jika kemudian ternyata kami meendapatkan pembekalan mata kuliah yang berkarakteriatik rumpun selain IPS, yakni IPA dan Teknik (vokasi). Seperti diketahui bahwa ada kajian lain, selain masalah penduduk, desa-kota, industri, sumber daya alam yang merupakan kajian Geografi Sosial, yakni  : Lapisan Kulit Bumi da. Relief Permukaannya, Cuaca dan Iklim, Perairan Darat dan Laut serta Kajian Flora dan Fauna pada Geografi Fisik ; Kajian Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing), Pemetaan serta Sistem Informasi Geografi pada Geografi Teknik.
Terlepas dari perbedaan motivasi tentang  pemilihan jurusan diatas, pada kenyataannya kehadiran kani di Jurusan Pendidikan Geografi pada beberapa IKIP Negeri dan suasta (yang sebagian besar saat ini berubah jadi Universitas), secara kebetulan, sebagian besar dari kami merasa sangat beruntung, karena merasa indah pada akhirnya.
Keterlibatan kami di tiga Cabang Geografi itu (Geografi Sosial, Geografi Fisik dan Teknik) plus pembekalan awal Mata Kulah Filsafat Ilmu menjadikan kami merasa lebih bijak dalam mendudukan setiap cabang lmu pengetahuan dikemudian hari, khususnya aetelah menjadi guru.
Arif dan bijak menempatkan perbedaan setiap cabang ilmu dengan cara pandang diferensiasi, bukan dengan cara pandang stratifikasi yang bernuansa hirarkis.
Arif dan bijak mengarahkan bakat dan kemampuan siswa dalam hubungannya dengan kelanjutan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Arif dan bijak pada kekurang tepatan kebijakan pemerintah dalam menentukan skala prioritas pengadaan berbagai fasilitas penunjang pembelajaran di persekolahan yang masih menunjukkan nuansa diskriminatif.
Melahirkan gagasan-gagasan baru, tentang perlunya ketersediaan laboratorium beruoa ruanga seperti IPA untuk Jurusan IPS yang selama ini venderung hanya dipahami hanya terdapat dalam aktifitas kemasyarakatan dan ketatanegaraan saja.
Merangsang lahirnya gagasan tentang pentingnya suksesi ekstra kurikuler yang berbasis hobi atau ketertarikan pada kajian Ilmu Pengetahuan Sosial.
Sudah menjadi rahasia umum, ternyata tidak semua siswa melanjutkan studi di perguruan tinggi sesuai dengan jurusan pad asaat di sekolah menengah yang dilaluinya.
Berkat pembekalan Filsafat Ilmu itulah, maka kami Lulusan Jurusan Pendidikan Geografi yang memilih jalur kerja yang relevan dengan ijazah kami, tetap konsisten berpendapat bahwa cabang ilmu lengetahuan apapun bersifat universal dan memiliki tingkat kesulitan yang sama, jika ingin menghasilkan produk ilmiah yang berkualitas.
Walaupun, pada kenyataannya masih saja ada sebagian Sarjana, bahkan setingkat Doktor di Indonesia yang menganggap Sains itu hanya meliputi Mata Pelajaran IPA dan sebagian IPS saja.

Bersambung




Featured Post/ Posting Unggulan

SOAL SIMULASI OSN-K KEBUMIAN 2024

HASIL PEKERJAAN SISWA  UNTUK DIKOREKSI nomer yang salah 13. C (D) 14. (A) 15. D (C) 16. B (A) 17. A (C) 19. (A) 23. A (B) 25. (D) keterangan...