Blog of Geography Studi in SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, Indonesia

GEOGRAPHY of SMA NEGERI 1 SUKABUMI

Search This Blog

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

January 09, 2018

KARAKTERISTIK ROMBONGAN BELAJAR SMA/SMK DAN YANG SEDERAJAT

Ada beberapa pendekatan pembelajaran yang dipergunakan guru, sebagai mediator pendidikan yang dianggap mampu menciptakan suasana belajar. Semuanya berdasarkan pada kepentingan akan tercapainya hasil pembelajaran secara optimal. 
Pembelajaran klasikal yang dilaksanakan hampir menyeluruh disemua persekolahan didominasi oleh bentuk pembelajaran klasikal/ kolektif.
Manajemen/ pengelolaan kelas merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru, sebagai mediator pendidikan. Manajemen kelas yang baik, tidak hanya berkisar pada penataan fisik kelas, walau penataan fisik ini menjadi kontribusi yang signifikan pada proses pembelajaran yang berimplikasi pada hasil pembelajaran.
Pemahaman karakteristik kelas merupakan kompetensi yang menjadi prasyarat utama pada manajemen kelas di KBM yang akan dilaksanakan.
Ungkapan-ungkapan seorang guru/ (mediator pendidikan) yang bernuansa diskriminatif kelompok belajar adalah hal yang patut dima'lumi, jika disampaikan oleh para guru junior yang tentu saja cenderung memiliki kecemasan lebih tinggi berkenaan dengan jam terbangnya. Tidak aneh, jika guru-guru junior, jika diperbolehkan memilih rombongan belajar (kelas) yg harus digarap, maka mayoritas akan lebih memilih kelas yang memiliki karakteristik kelas yang kondusif. Atau lebih tegasnya memilih zone nyaman.
Tentunya pilihan diatas, tidak bisa dilakukan atau memang tidak dipilih oleh semua guru junior. Beberapa guru junior atas keterpaksaan atau pilihan sadar dan kesukaan akan tantangan lebih memilih kelas-kelas yang dianggap lebih dinamis, beragam dan sering dicap sebagai kelas bermasalah. Tegasnya, ada beberapa guru junior yang membiasakan diri lebih tertarik pada zone menantang , dibanding zone nyaman, sejak ia mengawali karir di profesi keguruannya.
Beberapa dari mereka, bahkan mungkin mayoritas, sepertinya kelompok guru junior ini sudah agak terlatih berkomunikasi dengan audien dalam bentuk kelompok. Biasanya jenis guru junior seperti ini memiliki "self confidence" yang cukup sebagai hasil dari aktifitas keorganisasian yang ia dapatkan di himpunan mahasiswa, senat, ektra kampus, kurang taruna, ikatan remaja keagamaan,dll.
Pembekalan didaktik metodik yang didapatkan, tanpa pengalaman lapangan yang berkenaan dengan relasi dengan kelompok manusia sepertinya menyebabkan banyak junior mengalami permasalahan self confidence-na untuk tampil sebagai manajer dikelas pada saat KBM, apalagi di kelas-kelas yang dianggap/ terkena stigma kelas bermasalah.
Berdasarkan pengamatan atas pengalaman beberapa mengikuti pembagian kelas di satuan pendidikan SMA yang sekarang dan telah dilalui sebelumnya, maka ada beberapa trend yang tersajikan direalitas pendidikan dipendidikan menengah SMA dan yang sederajat, diantaranya :
1. Terdapat trend yang menahun disebagian SMA bahwa pilihan kebanyakan jurusan/ program para siswi (pelajar Puteri) lebih terkonsentrasi ke Program MIPA
2. Keadaan sebaliknya menunjukkan bahwa para siswi putera lebih terkonsentrasi memilih jurusan IPS.
3. Alasan utama pilihan siswa/i atas program IPA didasari harapan mendapatkan proses KBM "kondusif"
4. Dasar pemilihan yang utama yang digunakan para siswa/ i dalam memilih program IPS adalah " "kebebasan" berekspresi.
Sebagai catatan istilah "kondusif" pada point 3 adalah situasi tertib dan teratur.
Sedangkan istilah "kebebasan" pada point ke-4 diartikan mereka sebagai santai dan fleksibel.
Terlepas dari pemahaman mereka atas kedua istilah tersebut, ternyata hal tersebut tidak muncul dipendapat mereka, para siswa/i yang memilih program IBB atau Bahasa/ Budaya
BERSAMBUNG 

Urgensitas Pembelajaran Geografi bagi Generasi Muda

Setidaknya ada beberapa hal yang urgen dalam memandang semakin pentingnya Mata Pelajaran Geografi disemua tingkatan dan semua program studi di pendidikan dasar hingga menegah.

Beragam teknik penyajian pembelajaran pun harus diupayakan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal.

Karakteristik Geografi sebagai sebuah studi yang senantiasa memerlukan "intake" siswa dari mata pelajaran lainnya serta kemampuan menggunakannya dalam mempelajari objek kajian geografi yang meliputi segala sesuatu yang terjadi dipermukaan bumi dan yang mempengaruhinya.

Tidak aneh, jika pada beberapa kajiannya, Geografi tiba-tiba menjadi kajian yang sangat bernuansa eksak, bahkan teknik, dari kebiasaannya yang lebih berkarakteristik sosial.

Dari beberapa kompetensi dasar yang diamanatkan kurikulum pembelajaran geografi di SMA saja, setidaknya terdapat beberapa kajian materil fisik bumi dan yang mempengaruhinya yang harus dituntaskan siswa/i dalam pembelajarannya.

Maka kemudian, tak aneh, jika guru geografi dalam mensiasati hajat tahunan seperti halnya Olimpiade Sain Nasional (OSN) dari mulai tingkat kota (OSK) hingga lolos ke tingkat dunia (Sain olympiade) harus memberikan kontribusi yg cukup, khusunya pada 2 mata lomba sains, Bidang Geografi dan Bidang Kebumian.

Lahirnya kedua mata lomba ini pun, semakin menegaskan bahwa Geografi memiliki kajian yang holistik, sehingga harus melibatkan kemampuan-kemmpuan dasar pengetahuan lainnya.

Kita ambil contoh sederhana, misalnya Bidang Kebumian yang pada awal kelahirannya memiliki formasi 40 % geologi dasar, ternyata sangat relevan dengan pembelajaran Geografi SAMA pada KD tentang "Dinamika Litosfer dan pengaruhnya terhadap kehidupan." Belum lagi bidang Hidrologi, Meteorologi, Klimatologi serta Kartografi pada mata lomba kebumian beririsan dengan materi pembelajaran Geografi SMA pada materi pembelajaran yang dikaji di KD tentang "Dinamika hodrosfer dan dinamika atmosfer serta pengaruhnya pada kehidupan.'

Pada silabus bidang Geografi apalagi, ap yang tidak ada, walau hanya dasar-dasarnya saja. Sehingga  terpampang jelas IRISAN MATERI diantara bidang lomba tersebut semakin kentara, tatkala memeriksa lembar-lembar arsip naskah soal kedua mata lomba sains siswa/i SMA tersebut dari tahun ke tahun.

Pemilihan bidang lomba diantara kedua lomba oleh siswa/i pun menggambarkan trend dan karakteristik berpikir mereka. Trend sementara ini menunjukkan bahwa mata lomba KEBUMIAN lebih menarik siswa IPA dibanding IPS, sedangkan mata lomba GEOGRAFI lebih digandrungi siswa/i IPS dari pada siswa/IPA.

Kelanjutan kedua mata lomba inipun ke tingkat yang lebih tinggi Internasional pun berbeda nama pelaksanaan kegiatannya. Mata lomba KEBUMIAN Internasional dikemas dalam kegiatan IESO (Internasional Earth Science Olympiade), sedangkan GEOGRAFI dikemas dalam kegiatan Sub Internasional Olympiad, yang dikenal dengan istilah IGO (Internasional Geography Olympiad).

Bersambung.

Featured Post/ Posting Unggulan

SOAL SIMULASI OSN-K KEBUMIAN 2024

HASIL PEKERJAAN SISWA  UNTUK DIKOREKSI nomer yang salah 13. C (D) 14. (A) 15. D (C) 16. B (A) 17. A (C) 19. (A) 23. A (B) 25. (D) keterangan...