Tahun 2005, saya mengikuti PKL IPA SMANSA yang merupakan agenda tahunan. Seperti biasanya, bertahun-tahun sebelumnya, Muatan akademis aspek psikomotorik pada kegiatan ini sangat padat.
Ada yang menarik, karena sebenarnya Geografi bukan mata pelajaran khas Jurusan IPA. Tapi anehnya, di perguruan tinggi hanya Jurusan Pendidikan Geografi saja yang masuk ke Fakultas Sosial, selebihnya, semua Geografi Murni di Universitas masuk ke Fakultas MIPA. Lebih tegasnya, di UGM, Geografi mencakup Satu Fakultas.
Rupa-rupanya Pak Mohammad Hasan Asari, Wakasek Kurikulum saat itu, sepertinya tertarik sekali dengan pembekalan geospatial bagi siswa/i IPA. Sebuah terobosan pun dilakukan dengan mempertimbangkan destinasi baru Lokasi PKL yang sebelumnya selalu dilaksanakan di Ujung Genteng.
Maka langkah pertama, beliau mengajak saya dan perwakilan siswa sat itu, mantan Ketua Osis, Rudi Wijaya Tan beserta Pak Solih Al Mahya, unuk melakukan survey destinasi lokasi yang baru.
Akhirnya dimulailah perjuangan survey menuju Ujung lainnya, selain Ujung Lainnya di P. Jawa, yakni ke Ujung Kulon. Harapan kami diabtaranya bisa mendapatkan objek penelitian baru sebagai bahan pelatihan siswa/i di wilayah yang merupakan biom bagi endemi khas Indonesia milik dunia, Rhinosaurus. Selain itu ingin membawa siswa/i ke pembelajaran fisika kimia yang dikolaborasikan Geografi mendapatkan data lapangan Wilayah Ujung Genteng, keterkaitannya dengan pembagian Pulau Jawa menjadi 3 zone-nya Van Bumellen; Jawa bagian Utara, tmTengah dan Selatan. Kami pun sempat mencapai Daerah Sumur dan melihat P. Umang.
Setelah mengkaji tingkat keterjangkauan oleh Kendaraan besar sangat rendah, maka kami teruskan ke arah Utara, Wilayah Anyer.dengan destinasi Taman Laut di P. Rida.
Tak mendapatkan kriteria alam yang alami, cost relatif murah dan keterjangkauan kendaraan besar, maka kami teruskan survey kami ke Lampung dengan tujuan Raja Basa.
Setelah ketiga kriteria diatas juga tak terpenuhi, akhirnya kami pulang ke Sukabumi.
Esoknya, disekolah kami mengevaluasi kegiatan survey yang telah dilakukan. Setelah pembahasan cukup panjang, tiba-tiba Pak Mohammad Hasan Asari bertanya pada Juniornya : "Coba Pak Ade, dulu waktu kuliah selain ke Baduy, daerah mana yang pernah dikunjungi yang dirasa pas untuk 3 kriteria tsb ?"
Saya pun termenung, ada tiga tempat alternatif : wilayah Pantai Ayah, Kebumen tempat saya KKAL dulu, Daerah Tambelang Bekasi (Hulu Sungai Citarum) tempat ujian Kartografi dulu serta Pulau Panggang atau P. Pramuka di Kepulauan Seribu yang menjadi salah satu destinasi adventure saya dengan teman2 GEO IKIP Jakarta dulu.
Mengingat titik keberangkatan dari Pantai Utara Jawa ke wilayah tsb. setidaknya 3 titik yang saya ketahui, maka saya menawarkan kepada Tim untuk memilihnya. Apakah dari Rawa Saban (Tanjung Kait, Tangerang), Muara Angke/Karang atau dari Marina Ancol.
Saya mencoba menghubungi PHPA Jl. Salemba Jakarta, barangkali masih bisa diminta bantuan penyediaan transportasi lautnya.
Akhirnya, karena keterbatasan armada, saya bersama Bapak Solih Almahya, Bapak Hasan Asari dan mantan ketua OSIS tahun sebelumnya, salah satu calon peserta PKL IPA saat itu, Rudi Wijaya Tan beemrangkat menuju beberapa titik di Kepulauan Seribu melalui start point' Pantai Marina Ancol. Melalui diplomasi yang cukup melelahkan, maka dibawalah kami dengan speed boat salah satu travel biro menuju beberapa alternatif destinasi. Hasil survey yang menunjukkan kesesuaian tujuan serta jumlah peserta mengarahkan kami pada pilihan P. Bidadari, walaupun beberapa pulau tidak luput dari pilihan kami sebelumnya, yakni P. Onrus, P. Untung Jawa, P. Tidung, P. Panggang, P. pramuka, bahkan sampai ke Pulau terutara (P. Harapan).
Beberapa siswa/i yang memiliki keterbatasan pun kami rekrut menjadi tim logistik dengan kompensasi subsidi silang dari peserta lain atau dari kocek GTA yang kami pada sat itu kumpulkan di BK.
Ad hal yang menarik bagi peserta PKL IPA di akhir 2005 ini, yakni terintegrasi ya MAPEL GEOGRAFI dengan MIPA dalam proses pelaksanaan studi lapangan anak-anak IPA. Merupakan sesuatu yang baru, tatkala Geografi yang menjadi ciri khas mapel Jurusan IPS bisa menjadi bahan praktek lapangan di kelas-kelas IPA. Dengan berbagai keterbatasan, Karen pada saat itu sekolah belum memiliki GPS dan jenis HP belum dilengkapi GPS seoerti sekarang ini, maka pilihan praktek geografi, selain pengukuran suhu rata-rata harian dan pH tanah, juga pemetaan sederhana.
Hanya dengan bermodalkan kompas, roll meter, rambu dan buku ukur, maka berpencarlah para peserta yang terbagi kedalam beberapa regu, melakukan pemetaan P. Bidadari. Hasil pengukuran pemetaan pun mereka gambarkan di Milimeter Block yang telah dipersiapkan beserta alat kelengkapan lain seperti mistar panjang, segi-tiga dan busur derajat.
Hal yang cukup mencengangkan adalah pada saat presentasi hasil pengukuran yang biasa dilakukan pada malam dihari kedua. Betapa tidak, pemetaan yang mereka lakukan bisa dipresentasikan secatmra sistematis, mulai dari fungsi alat secara setail, langkah-langkah kerja serta koreksi atas distorsi pengukuran yang terjadi di lapangan.
Saya masih ingat dengan salah satu komandan regunya saat itu, Andy Sulaiman Raditly, kalau tidak salah, yang tampil dengan sempurna mewakili Mapel Geografi lebih dari dugaan dan harapan sebelumnya. Dari presentasi itulah timbul asumsi bahwa sebetulnya Geografi itu sangat cocok dipelajari di Jurusan IPA. Pantas saja, jika Jurusan Geografi di UI dan beberapa Perguruan Tinggi dimasukkan di fakultas MIPA, bahkan di UGM Geografi merupakan sebuah Fakultas, dimana proses rekrutmen mahasiswanya adalah siswa/i Jurusan IPA, ataupun jika anak jurusan lain, seperti IPS yang berminat di jurusan atau Fakultas Geografi harus melewati tes IPA Terpadu agar menyelaraskan kompetensinya sesuai dengan jurusan Geografi .
Yang menjadi keanehan sekarang adalah perubahan kurikulum dari KBK ke KURTILAS atau KURNAS yang menjauhkan siswa/i IPA dari informasi kegeografian, mengenaskan. Betapa tidak, beberapa bagian dari KD di Mapel Geografi bersinggungan dengan kebutuhan-kebutuhan dan bisa jadi hal yang sangat merangsang keingintahuan anak IPA (sesuai random survey saya melalui wawancara eksklusif dengan beberapa siswa). Sebagai contoh kongkritnya, materi yang berhubungan dengan kajian Geografi Fisik (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer dan Biosfer serta Proses-Proses terjadinya dan Perubahan Alam semesta dan Permukaan bumi) dan Geografi teknik (remote sensing/ penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi serta dasar-dasar Kartografi).
Entah bagaimana proses dan perumusan dan penetapan KURNAS bisa mengebiri ketertarikan siswa jurusan MIPA terhadap Geografi saat mereka melakukan aktifitas pembelajaran di sekolah menengah atas.
Bersambung
CC. Bayu Geography Juara.
January 06, 2019
Home »
POSISI GEOGRAFI YANG DIMINATI BANYAK SISWA MIPA
,
TAPI TERKEBIRI OLEH PERUBAHAN KURIKULUM.
» POSISI GEOGRAFI YANG DIMINATI BANYAK SISWA MIPA, TAPI TERKEBIRI OLEH PERUBAHAN KURIKULUM. Edisi Revisi
POSISI GEOGRAFI YANG DIMINATI BANYAK SISWA MIPA, TAPI TERKEBIRI OLEH PERUBAHAN KURIKULUM. Edisi Revisi
Featured Post/ Posting Unggulan
BERITA DUKA DARI DESA
Irama ; Cerita Cinta, KAHITNA BERITA DUKA Athur Iye.. Iye..iye.. Berawal dari tamak.. Rusaknya lingkungan. Merasa tak bersalah. Berawal dar...
Geografi...Geografiii.,....
ReplyDeleteSetelah saya membaca blog ini saya menjadi paham bahwa
ReplyDeletesebenarnya Geografi bukan mata pelajaran khas Jurusan IPA. Tapi anehnya, di perguruan tinggi hanya Jurusan Pendidikan Geografi saja yang masuk ke Fakultas Sosial, selebihnya, semua Geografi Murni di Universitas masuk ke Fakultas MIPA.
setelah membaca tautan ini, sangat memiliki banyak manfaat yang bisa kita ambil, tentunya mengenai hal-hal yang ada dalam cakupan ilmu geografi, dan geografi merupakan ilmu yang tidak hanya berfokus pada satu objek saja, akan tetapi ketika dipelajari banyak sekali ilmu yang dapat kita pahami, sebagai contoh pada artiker tersebut geografi mencakup litosfer, biosfer, atmosfer, antroposfer dan lain sebagainya. Maka dari itu dalam mempelajari ilmu geografi bukan hal yang dapat membuat monoton ketika kita pelajari lebih lanjut banyak sekali ilmu yang dapat kita ambil
ReplyDeletesetelah membaca artikel jadi banyak manfaatnya sepertinya pengetahuan yang lebih setelah membaca artikel tersebut
ReplyDeleteSetelah saya memahanu artikel ini maamfaat geografi adalah Geografi membantu manusia memahami sistem kehidupan di sekitar. ...
ReplyDeleteMempelajari berbagai jenis alam yang tersedia di Bumi dan memaksimalkannya sesuai fungsinya
Assalamualaikum wr.wb atas segala rahmat allah yang maha kuasa saya akan berkomentar tentang hasil pak ade itu sangat bagus sekali sekian dengan komentar saya.wassalamualaikum wr.wb
ReplyDeleteTerima kasih pak telah membuat arktikel yang sangat bermanfaat ini,kini saya tau betapa penting nya sebuah ilmu pengetahuan alam terutama geografi ini,karena ini sangat berguna untuk mempelajari alam di sekitar kita ini.
ReplyDeletesetelah saya membaca blog ini , saya menjadi mengerti jika geografi sangat cocok dipelajari oleh anak yang masuk jurusan IPA karna sayang sekali jika geografi tidak dimasukan ke jurusan IPA . Sebab Mapel Geografi sangat berhubungan dengan kebutuhan -kebutuhan pengetahuan dan bisa jadi hal yang sangat mengundang keingintahuan anak IPA
ReplyDeleteLingkungan hidup yang bersih menciptakan rasa kenyamanan serta kesehatan bagi setiap individu yang tinggal di dalamnya.Kemungkinan timbulnya berbagai penyakit pun lebih besar dibandingkan dengan lingkungan hidup yang bersih. Setelah saya membaca artikel tersebut saya menyadari bahwa lingkungan hidup itu tidak selamanya bersih,pasti ada penyakit yang timbul karna faktor yang menyebabkan lingkungan tersebut menjadi tidak nyaman.
ReplyDeletesetelah saya membaca blog ini ternyata Geografi bukan mata pelajaran khas Jurusan IPA tapi geografi banyak di minati oleh orang orang dan juga setelah saya membaca nya saya jadi tahu ternyata geografi
ReplyDeleteSayyidah Nur L
ReplyDelete11.8 (geo 1)
•setelah sayaa membaca blog ini saya jadi lebih faham apa itu geografi dn juga banyak sekali manfaat yang bisa kita pelajari dari pelajaran geografi ini