Perubahan Kurikulum saat ini beserta
kondisi de facto proses pemebelajaran di persekolahan mulai dari mulai Pra
Sekolah (PAUD dan TK) hingga SMA yang didominasi PJJ/ daring memrlukan
perhatian khusus dalam pelaksanaanya.
Perhatian yang dibutuhkan, bukan hanya
pada suksesi ketuntasan pembelajaran yang tertera pada angka-angka yang tertera
di Buku Laporan Pendidikan dan Ijazah saja, melainkan terlestarikannya kearifan
lokal yang selayaknya tetap terjaga. Untuk kepentingan pelestarian kearifan
lokal tersebut, maka setiap satuan Pendidikan, selain mengikuti peringatan Hari
Bahasa Ibu sepertinya memiliki momen tertententu yang sengaja dijadikan media
pembiasaan bagi peserta didik beserta civitas akademika lainnya.
Di SMAN 1 Kota Sukabumi, sudah sejak
bertahun-tahun lalu Program 5S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun)
digiatkan. Program 5S ini menjadi ruh bagi seluruh proses pembelajaran pada
aspek pengenalan diri semua civitas akademika sebagai makhluk budaya yang
mendiami suatu komunitas budaya Masyarakat Indonesia. Lebih khususnya bahwa
SMAN 1 Kota Sukabumi, merupakan bagian dari Masyarakat Sukabumi, Jawa Barat,
bahkan Indonesia yang memiliki kearifan local yang harus dijaga, salah satu
diantaranya termaktub dalam moto dan dan senantiasa disosialisaikan dalam
interaksi social yang di sekolah ini, yakni dalam Program 5S. Harapannya tentu
saja Program ini juga bersinergi dengan pola pembinaan yang ada didalam
keluarga inti masing-masing pribadi seluruh Civitas akademika juga pranata
social yang ada di masyarakat kita.
Berkenaan dengan dengan Profil Pelajar
Pancasila yang menjadikan Sekolah Penggerak sebagai pilot project-nya,
maka Program 5 S ini diharapkan
memenuhi harapan yang termaktub dalam Profil Pelajar Pancasila yang salah
satunya memiliki karakteristik “Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
Mulya”.
Aspek Afektif yang senantiasa termaktub
pada setiap kurikulum kita, walau sudah mengalami beberapa kali perubahan ini
pun secara de facto dan de jure akan senantiasa menjadi perhatian sebagai
orientasi proses pembelajaran pada satuan-satuan Pendidikan, khususnya pada
jenjang pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah. Sampai saat ini pun, dalam
perumusan dari tingkat pusat hingga local, bahkan pada visi dan misi sekolah,
nyaris orientasi pembelajaran yang dituju senantiasa berkenaan dengan aspek afektif ini. Artinya,
aspek ini masih menjadi bagian yang tak
terpisahkan sebagai standar ketuntasan pembelajaran
SMAN 1 Kota Sukabumi sebagai salah satu
Sekolah Penggerak pun menjadi agak terbantu untuk pemenuhan orientasi hasil belajar
pada aspek apektif ini (baca, Melahirkan
siswa/I yang “Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak Mulya”), karena
bersinergi dengan Program 5S yang sudah dan sedang serta diharapkan akan tetap
menjadi bagian yang terintegrasi pada setiap proses pembelajaran yang kita
laksnakan. Maksudnya semua civitas akademika di SMAN 1 Kota Sukabumi berupaya
mensinergikan Prokes 5M yang bernuansi physical Distancing dengan tetap
bersemangat mensuksesi Program 5S yang dimodifikasi sesuai era pandemi.
Pada kajian yang lebih mendalam anatara
pembumian Karakter berakhlak mulya, sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila,
seluruh civitas akademika tetap menganggap bahwa Senyum, Sapa dan Salam serta
sopan dan santun adalah proses pembelajaran pembiasaan yang harus tetap
digalakkan pada keseluruhan proses pembelajaran yang diantaranya didalam visi
sekolah berorientasi pada kekinian, yang mewujudkan siswa/i yang berdaya saing
global.
Siswa/i
yang berdaya saing Global yang dimaksud adalah siwa/I yang juga tetap
berbudaya lingkungan, Lingkungan yang tentu saja meliputi lingkungan fisik,
maupun Sosial. Mengejawantahkan Visi SMAN 1 Kota Sukabumi “Mewujudkan Insan
yang Berakhlak Mulya, Pembelajar Sepanjang Hayat, unggul, Berdaya Saing Global
serta Berbudaya lingkungan”. (sman1sukabumi.sch.id
- SMA N 1 Sukabumi | Visi dan Misi).
Pada akhirnya Tantangan untuk melaahirkan Solusi Terbaik pada Proses Pembelajaran era Pandemi yang bernuansi Pengetatan Prokes (5M) bersinergi dan saling melengkapi (komplementer) dengan Program Kesiswaan bidang Afektif (akhlak mulya) yang dikemas dengan moto 5S.
Sukabumi, Akhir Pebruari 2022
Iya betul sekali indonesia yang memiliki kearifan local yang harus dijaga, salah satu diantaranya termaktub dalam moto dan senantiasa disosialisaikan dalam interaksi social yang di sekolah SMAN 1 yakni dalam Program 5S
ReplyDeleteSetelah saya membaca blog ini saya setuju bahwa kearifan lokal harus di lestarikan agar bisa terus terjaga sampai turun temurun sehingga kearifan lokal tersebut tidak pudar.
ReplyDelete