Blog of Geography Study in SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, Indonesia

GEOGRAPHY of SMA NEGERI 1 SUKABUMI

GEOGRAPHY of SMA NEGERI 1 SUKABUMI

Search This Blog

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Showing posts with label Hegemoni. Show all posts
Showing posts with label Hegemoni. Show all posts

November 03, 2019

HEGEMONI untuk Penguasaan Sumber Daya Alam dan Penjualan Senjata. "The Clash of civillizations and the remarking of the word order"nya Samuel Huntington kekinian.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10215397245190630&id=1421912331
Stigma Terorist Islam  "ala Paman Sam" dulu, saat ini dipakai negara Komunis RRC kpd Etnik Uyghur di Xinjiang yg mempertahankan identitas kemuslimannya.
Hipotesis Samuel Huntington tentang Clash civilization (benturan peradaban) pun mendekati realitasnya. Sebuah prediksi yg memprovokasi para penentu kebijakan di negara-negara bekas penganut di kutub besar BLOK BARAT dan BLOK TIMUR yang tidak mendapatkan perlawanan yang berarti dari bekas penggiat KAA dan NON BLOK yang mencair, karena berkurangnya kemandirian.
Politik ekspansif yang dilancarkan negara-negara besar bekas blok barat dan timur pun sekarang berpindah gaya ala hegemoni dengan stigma pemberantasan teroris dan sparatis yang sebenarnya berujung pada perebutan hak kelola sumber daya negara-negara ketiga oleh mereka. Hal yang lebih mengkhawatirkannya adalah misi penjualan produk alat-alat pertahaan negara (persenjataan), melalui agen-agen mereka di pasar gelap senjata dalam skala kecil hingga sangat besar dengan menggunakan jalur yg sangat komplek. Untuk memsuksesi keluluasaan dalam penguasaan hak kelola sumber daya alam serta penjualan persenjataan ini negara-negaalra besar terindikasi menciptakan milisi-milisi bersenjata yang seolah-olah melawan mereka. Salah satu produk intelejensi tingkat tinggi negara-negara besar adalah merekayasa milisi-milisi bersenjata dari elemen-elemen masyarakat negara ketiga yang dibidik dengan kemasan seolah-olah menjadi lawan mereka. Alasan hal itu dilakukan adalah untuk memperingan misi hegemoni serta membungkus  ekspansi negara-negara besar terhadap penguasaan sumber daya alam negara-negara maju terhadap negara-negara ketiga, dimata dunia.

Bersambung.

Ade Fathurahman
Sukabumi, Indonesia. 
3 Nopember 2019

September 23, 2019

Hanya Tulisan Ringan : Imperialisme Dajjal versus Hegemoni Ya'juj dan Ma'juj. Analogi dari dunia keagamaan ke realitas kehidupan.









Imperialisme dan Hegemoni yang jelas berbeda cara dalam modus operandinya ternyata paralel. Kedua jenis interaksi antar kelompok manusia yang dipersonifikasikan dalam format "nation state" itu ternyata sebangun dalam menciptakan jenis interaksi khas antara superior grup dengan inferior grup.
Ketika Istilah Dajjal muncul dilingkup wacana keagamaan, maka karakteristik yang disebutkan adalah sepasang mata yang abnormal (invalid sebelah), tangannya membawa roti dan didahinya tertulis Laknatullaah serta langkah yang panjang, karena lautan pun hanya sebatas mata kakinya.
Mungkin, karena keterbatasan ilmu keagamaan saya, beberapa kali memasuki wacana tentang dajjal telah menggiring saya dan beberapa teman diskusi menuju asumsi bahwa fenomena dajjal sebagai pesan intrinsik (tersirat).
Maka analog/ tamsil dajjal pun terpampang di realitas kehidupan dalam bentuk imperialisme modern. Hanya saja pada realitas kehidupan saya melihat dajjal sebagai sebuah sistem yg dibangun oleh sebuah kelompok manusia. Dengan mata satunya dajjal menentukan keputusan yang berat sebelah (tak berkeadilan), mengiming-imingi pendanaan pada kelompok lain yang pernah menjadi sapi perah sistem mereka diperiode sebelumnya. Dajjal pun mampu melintasi pulau-pulau dengan cepat dengan pesawat-pesawat jet dan kapal-kapal induknya. Tulisan Laknatullah yg hanya bisa dibaca orang Mu'min memgisyaratkan kekuatan bashirah (mata hati), bukan ainun (mata raga), dimana mata hati itulah yang bisa membedakan pendanaan yg dilakukan sebagai pertolongan atau jebakan belitan hutang berbunga-bunga (ala rentenir).
Bagaimana diskusi wacana tentang Ya'juj dan Ma'juj difahami dengan keterbatasan ilmu keagamaan saya ?
Hanya karena bahasan Dajjal itu masuk kedalam bagian tafakkaru fii khalqillaah (kajiana atas Ciptaan Allaah), bukan fii dzaatillah (kajian eksistensi tuhan), maka saya pun membaca analog Ya'juj dan Ma'juj yang dikatakan dua makhluk perusak yang dikurung di dua bukit sebagai dua kelompok manusia dengan faham-faham merusak yang pernah mendapatkan "embargo" atau membatasi hubungan dengan bangsa lainnya dengan ibarat "tirai bambu". Kedua sejoli ini, bagaikan kakak beradik. Merka datang merusak bukan hanya dari luar, akan tetapi merasuk kedalam pembahasan kebijakam kelompok yang menjadi bagian dari "hegemoni"nya.
Sangat susah mengalahkan mereka, karena cengkraman mereka dalm bingkai imperialisme modern dan hegemoninya sudah mampu menjadikan ikatan bangsa inferior yang selalu diganggu kemerdekaannya dengan modus operandi devide et impera (belah bambu).
Sangat berat menghadapi Ya'juj, karena, jika diasumsikan sebagai kelompok, maka kelompok ini merupakan satu kelompok mayoritas manusia yang terbingkai di dalam satu "nation state" di dunia saat ini. Jika suatu bangsa (nation state) berkonflik dengan Ya'juj, tentu saja mereka harus berpikir ulang puluhan kali, memgingat jumlah mereka yang luar biasa banyak itu, tak menjadikan mereka takut sedikit pun, karena kehilangan satu arau dua ratusan juta bangsanya, sepertinya tak akan menjadi kerugian yang signifikan, bahkan mungkin menjadimortir bagi keberhasilan misihegemoni mereka, sekaligus mengurangi kewajiban negara untuk memenuhi hajat hidupnya.
Semntara itu Ma'juj yang bagaikan adik dari Ma'juj senantiasa berusaha seiringan, tarkala mereka melakukan misi hegemoninya di negara-negara yang dijadikan target sasarannya.
Ketika masuki tataran wacana "Al Mahdi" Sang Pemburu Dajjal yang memgendarai DABBAH, maka keterbatasan Ilmu keagamaan saya pun terasa menguat.
Akhirnya saya, mungkin beberapa teman diakusi hanya sampai pada keaimpulan semntara bahwa yang kami lihat direalitas kehidupan itu, mungkin hanya dajjal-dajjal, Ya'juj Ma'juj kecil yang mengawali akan datangnya DAJJAL, YAJUJ dan MA'JUJ yang sebenarnya yang diberitakan Sang Nabi beberapa abad silam.
Hal lain yang membuat saya tak berani keluar dari dalil qat'i nya para ulama terdahulu yang banyak menerjemahkan fenomena DAJJAL, YA'JUJ dan MA'JUJ serta DABBAH adalah, karena ternyata saya hanya melihat tafsiran atas semua itu berdasar pada perspektif yang sangat sempit, GEOPOLITIS INDONESIA.
Wallaahu 'alam.
Selamat Berlibur bersama keluarga masing-masing
Wassalaam
Sukabumi, 14 September 2019


Featured Post/ Posting Unggulan

RENUNGAN HARDIKNAS 2016

Renungan HARDIKNAS 2016 Teruntuk anak-anakku, para mahasiswa yang baru, sedang dan akan belajar mendalami tentang HAM, versi idiologi manapu...