Blog of Geography Studi in SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, Indonesia

GEOGRAPHY of SMA NEGERI 1 SUKABUMI

Search This Blog

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

September 29, 2017

Mengingat Kembali Beberapa Teori tentang Kebenaran Beserta Contoh-Contohnya dalam Kehidupan Keseharian Kita.

Teori Korespondensi (The Correspondence Theory of Thruth) memandang bahwa kebenaran adalah kesesuaian antara pernya-taan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Contoh: “Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta”. Teori Koherensi/Konsistensi (The Consistence/Coherence Theory of Truth) memandang bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. Teori Pragmatis (The Pragmatic Theory of Truth) memandang bahwa “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis”; dengan kata lain, “suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia”. Kata kunci teori ini adalah: kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequencies).
Kelima macam teori kebenaran yang akan dibahas berikut ini adalah berbagai cara manusia memperoleh kebenaran yang sifatnya relatif atau nisbi. Kebenaran absolut atau kebenaran mutlak berasal dari Tuhan yang disampaikan kepada manusia melalui wahyu. Alam dan kehidupan merupakan sumber kebenaran yang tersirat dari tuhan untuk dipelajari dan diobservasi guna kebaikan umat manusia.
Teori Korespondensi (Correspondence Theory of Truth) Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan. Teori kebenaran korespondensi adalah teori kebenaran yang paling awal, sehingga dapat digolongkan ke dalam teori kebenaran tradisional karena Aristoteles sejak awal (sebelum abad Modern) mensyaratkan kebenaran pengetahuan harus sesuai dengan kenyataan yang diketahuinya.
Dua kesukaran utama yang didapatkan dari teori korespondensi adalah: Pertama, teori korespondensi memberikan gambaran yang menyesatkan dan yang terlalu sederhana mengenai bagaimana kita menentukan suatu kebenaran atau kekeliruan dari suatu pernyataan. Bahkan seseorang dapat menolak pernyataan sebagai sesuatu yang benar didasarkan dari suatu latar belakang kepercayaannya masing-masing. Kedua, teori korespondensi bekerja dengan idea, “bahwa dalam mengukur suatu kebenaran kita harus melihat setiap pernyataan satu-per-satu, apakah pernyataan tersebut berhubungan dengan realitasnya atau tidak.” Lalu bagaimana jika kita tidak mengetahui realitasnya? Bagaimanapun hal itu sulit untuk dilakukan. Ketiga, Kelemahan teori kebenaran korespondensi ialah munculnya kekhilafan karena kurang cermatnya penginderaan, atau indera tidak normal lagi. Di samping itu teori kebenaran korespondensi tidak berlaku pada objek/bidang nonempiris atau objek yang tidak dapat diinderai. Kebenaran dalam ilmu adalah kebenaran yang sifatnya objektif, ia harus didukung oleh fakta-fakta yang berupa kenyataan dalam pembentukan objektivanya. Kebenaran yang benar-benar lepas dari kenyataan subjek.
Teori Koherensi (Coherence Theory of Truth) Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan kecepatan dalam fisika. Teori Koherensi/Konsistensi (The Consistence/Coherence Theory of Truth) memandang bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. Suatu proposisi benar jika proposisi itu berhubungan (koheren) dengan proposisi-proposisi lain yang benar atau pernyataan tersebut bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Dengan demikian suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian (pembenaran) oleh putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui,diterima dan diakui benarnya. Karena sifatnya demikian, teori ini mengenal tingkat-tingkat kebenaran. Disini derajar koherensi merupakan ukuran bagi derajat kebenaran. Contoh: “Semua manusia akan mati. Si Fulan adalah seorang manusia. Si Fulan pasti akan mati.” “Sukarno adalah ayahanda Megawati. Sukarno mempunyai puteri. Megawati adalah puteri Sukarno”. Seorang sarjana Barat A.C Ewing (1951:62) menulis tentang teori koherensi, ia mengatakan bahwa koherensi yang sempurna merupakan suatu idel yang tak dapat dicapai, akan tetapi pendapat-pendapat dapat dipertimbangkan menurut jaraknya dari ideal tersebut. Sebagaimana pendekatan dalam aritmatik, dimana pernyataan-pernyataan terjalin sangat teratur sehingga tiap pernyataan timbul dengan sendirinya dari pernyataan tanpa berkontradiksi dengan pernyataan-pernyataan lainnya. Jika kita menganggap bahwa 2+2=5, maka tanpa melakukan kesalahan lebih lanjut, dapat ditarik kesimpulan yang menyalahi tiap kebenaran aritmatik tentang angka apa saja. Teori koherensi, pada kenyataannya kurang diterima secara luas dibandingkan teori korespondensi. Teori ini punya banyak kelemahan dan mulai ditinggalkan. Misalnya, astrologi mempunyai sistem yang sangat koheren, tetapi kita tidak menganggap astrologi benar. Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui kebenarannya. Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori koheren. Sistem matematika disusun diatas beberapa dasar pernyataan yang dianggap benar (aksioma). Dengan mempergunakan beberapa aksioma, maka disusun suatu teorema. Dan diatas teorema-lah, maka dikembangkan kaidah-kaidah matematika yang secara keseluruhan merupakan suatu sistem yang konsisten. Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya. Dua masalah yang didapatkan dari teori koherensi adalah: (1) Pernyataan yang tidak koheren (melekat satu sama lain) secara otomatis tidak tergolong kepada suatu kebenaran, namun pernyataan yang koheren juga tidak otomatis tergolong kepada suatu kebenaran. Misalnya saja diantara pernyataan “anakku mengacak-acak pekerjaanku” dan “anjingku mengacak-acak pekerjaanku” adalah sesuatu yang sulit untuk diputuskan mana yang merupakan kebenaran, jika hanya dipertimbangkan dari teori koherensi saja. Misalnya lagi, seseorang yang berkata, “ Sundel Bolong telah mengacak-acak pekerjaan saya!”, akan dianggap salah oleh saya karena tidak konsisten dengan kepercayaan saya. (2) sama halnya dalam mengecek apakah setiap pernyataan berhubungan dengan realitasnya, kita juga tidak akan mampu mengecek apakah ada koherensi diantara semua pernyataan yang benar.
Teori Pragmatik (The Pragmatic Theory of Truth) Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Teori Pragmatis (The Pragmatic Theory of Truth) memandang bahwa “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis”; dengan kata lain, “suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia”. Pragmatisme menantang segala otoritanianisme, intelektualisme dan rasionalisme. Bagi mereka ujian kebenaran adalah manfaat (utility), kemungkinan dikerjakan (workability) atau akibat yang memuaskan (Titus, 1987:241), Sehingga dapat dikatakan bahwa pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Pegangan pragmatis adalah logika pengamatan dimana kebenaran itu membawa manfaat bagi hidup praktis dalam kehidupan manusia. Kata kunci teori ini adalah: kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequencies). Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa suatu proposisi benar dilihat dari realisasi proposisi itu. Jadi, benar-tidaknya tergantung pada konsekuensi, kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis, sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Menurut teori pragmatis, “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia” . Dalam pendidikan, misalnya di UIN, prinsip kepraktisan (practicality) telah mempengaruhi jumlah mahasiswa pada masing-masing Fakultas. Tarbiyah lebih disukai, karena pasar kerjanya lebih luas daripada fakultas lainnya. Mengenai kebenaran tentang “Adanya Tuhan” atau menjawab pertanyaan “Does God exist ?”, para penganut paham pragmatis tidak mempersoalkan apakah Tuhan memang ada baik dalam ralitas atau idea (whether really or ideally). Yang menjadi perhatian mereka adalah makna praktis atau dalam ungkapan William James “ ….they have a definite meaning for our ptactice. We can act as if there were a God”. Dalam hal ini, menurut penganut pragmatis, kepercayaan atau keyakinan yang membawa pada hasil yang terbaik; yang menjadi justifikasi dari segala tindakan kita; dan yang meningkatkan suatu kesuksesan adalah kebenaran. Teori pragmatis meninggalkan semua fakta, realitas maupun putusan/hukum yang telah ada. Satu-satunya yang dijadikan acuan bagi kaum pragmatis ini untuk menyebut sesuatu sebagai kebenaran ialah jika sesuatu itu bermanfaat atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Karena istilah “berguna” atau “fungsional” itu sendiri masih samar-samar, teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap atau mutlak. Pragmatisme memang benar untuk menegaskan karakter praktis dari kebenaran, pengetahuan, dan kapasitas kognitif manusia. Tapi bukan berarti teori ini merupakan teori yang terbaik dari keseluruhan teori. Kriteria pragmatisme juga diergunakan oleh ilmuan dalam menentukan kebenaran ilmiah dalam prespektif waktu. Secara historis pernyataan ilmiah yang sekarang dianggap benar suatu waktu mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan dengan masalah seperti ini maka ilmuan bersifat pragmatis selama pernyataan itu fungsional dan mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar, sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian, disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri yang menghasilkan pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan, demikian seterusnya.
Teori Struktural Paradigmatik Suatu teori dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada paradigma atau perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau mendukung paradigma tersebut. Banyak sejarawan dan filosof sains masa kini menekankan bahwa serangkaian fenomena atau realitas yang dipilih untuk dipelajari oleh kelompok ilmiah tertentu ditentukan oleh pandangan tertentu tentang realitas yang telah diterima secara apriori oleh kelompok tersebut. Pandangan apriori ini disebut paradigma oeh Kuhn dan world view oleh Sardar. Paradigma ialah apa yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota suatu masyarakat sains atau dengan kata lain masyarakat sains adalah orang-orang yang memiliki suatu paradigma bersama. Masyarakat sains bisa mencapai konsensus yang kokoh karena adanya paradigma. Sebagai konstelasi komitmen kelompok, paradigma merupakan nilai-nilai bersama yang bisa menjadi determinan penting dari perilaku kelompok meskipun tidak semua anggota kelompok menerapkannya dengan cara yang sama. Paradigma juga menunjukkan keanekaragaman individual dalam penerapan nilai-nilai bersama yang bisa melayani fungsi-fungsi esensial ilmu pengetahuan. Paradigma berfungsi sebagai keputusan yuridiktif yang diterima dalam hukum tak tertulis. Pengujian suatu paradigma terjadi setelah adanya kegagalan berlarut-larut dalam memecahkan masalah yang menimbulkan krisis. Pengujian ini adalah bagian dari kompetisi di antara dua paradigma yang bersaingan dalam memperebutkan kesetiaan masyarakat sains. Falsifikasi terhadap suatu paradigma akan menyebabkan suatu teori yang telah mapan ditolak karena hasilnya negatif. Teori baru yang memenangkan kompetisi akan mengalami verifikasi. Proses verifikasi-falsifikasi memiliki kebaikan yang sangat mirip dengan kebenaran dan memungkinkan adanya penjelasan tentang kesesuaian atau ketidaksesuaian antara fakta dan teori. Perubahan dari paradigma lama ke paradigma baru adalah pengalaman konversi yang tidak dapat dipaksakan. Adanya perdebatan antar paradigma bukan mengenai kemampuan relatif suatu paradigma dalam memecahkan masalah, tetapi paradigma mana yang pada masa mendatang dapat menjadi pedoman riset untuk memecahkan berbagai masalah secara tuntas. Adanya jaringan yang kuat dari para ilmuwan sebagai peneliti konseptual, teori, instrumen, dan metodologi merupakan sumber utama yang menghubungkan ilmu pengetahuan dengan pemecahan berbagai masalah.
Teori Performatik Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang otoritas tertentu. Contoh pertama mengenai penetapan 1 Syawal. Sebagian muslim di Indonesia mengikuti fatwa atau keputusan MUI atau pemerintah, sedangkan sebagian yang lain mengikuti fatwa ulama tertentu atau organisasi tertentu. Contoh kedua adalah pada masa rezim orde lama berkuasa, PKI mendapat tempat dan nama yang baik di masyarakat. Ketika rezim orde baru, PKI adalah partai terlarang dan semua hal yang berhubungan atau memiliki atribut PKI tidak berhak hidup di Indonesia. Contoh lainnya pada masa pertumbuhan ilmu, Copernicus (1473-1543) mengajukan teori heliosentris dan bukan sebaliknya seperti yang difatwakan gereja. Masyarakat menganggap hal yang benar adalah apa-apa yang diputuskan oleh gereja walaupun bertentangan dengan bukti-bukti empiris. Dalam fase hidupnya, manusia kadang kala harus mengikuti kebenaran performatif. Pemegang otoritas yang menjadi rujukan bisa pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat, pemimpin masyarakat, dan sebagainya. Kebenaran performatif dapat membawa kepada kehidupan sosial yang rukun, kehidupan beragama yang tertib, adat yang stabil dan sebagainya. Masyarakat yang mengikuti kebenaran performatif tidak terbiasa berpikir kritis dan rasional. Mereka kurang inisiatif dan inovatif, karena terbiasa mengikuti kebenaran dari pemegang otoritas. Pada beberapa daerah yang masyarakatnya masih sangat patuh pada adat, kebenaran ini seakan-akan kebenaran mutlak. Mereka tidak berani melanggar keputusan pemimpin adat dan tidak terbiasa menggunakan rasio untuk mencari kebenaran.

September 27, 2017

DUNIA YANG TIDAK SEMPURNA

Sebuah kata kunci yang sukar dicari untuk sebuah solusi permasalahan yang menjangkiti seorang manusia, baik fisik, maupun psikis sering diartikan sebagai penyakit. Manusia berupaya mencari kata kunci, yang kemudian populer dengan istilah "obat".
Kata kunci yang kemudian sdiistilahkan sebagai obat, harus memeberikan sugesti yang cukup membuat manusia merasa memiliki harapan menjadi lebih baik.
Permasalahan/ penyakit  para akademisi, peneliti atau praktisi pendidikan negara ketiga, termasuk Indonesia sepertinya masih berkutat pada masalah produktifgitas tulisan, khususnya yang berhubungan langsung dengan profesi yang diampu seseorang. Salah satu contoh sederhana dan kontekstual adalah tugas penulisan Penelitian Tindaka Kelas yanag beberapa tahun kebelakang sempat menghambat kenaikan pangkat/ golongan para guru PNS dari IV.a ke IV.b. yang mencapai tingkatan fenomena yang "membola salju".
Peraturan saat ini, yang selintas mulai memperingan kriteria karya tulis ilmiah  atau pun PTK pada guru, mengisyaratkan bahwa ternyata para pemangku kebijakan diatas memahami betapa kesibukan pelaksanaan KBM yang bermakna telah merampas sebagian "asa" guru untuk meningkatkan produktifitasnya dalam bidang tulis-menulis.
Salah satu penyebab yang mungkin sama dirasakan oleh beberapa rekan guru, seperti yang saya rasakan adalah penyakit "perfectionis-utopis". Suatu istilah tersendiri yang saya ambil berdasarkan pengalaman subjektif saya selama ini. Keinginan yang sempurna dengan kesempatan dan kinerja yang penuh keterbatasan.
Suatu penyakit yang senantiasa menjangkiti beberapa orang yang tidak menyadari perubahan situasi dari waktu kewaktu dengan teliti. Teliti yang seharusnya menyertai "kita" pada stiap perubahan waktu, tahun- ketahun, bulan-kebulan,  minggu keminggu, hari-kehari, jam-kejam, menit-kemenit,. bahkan detik-kedetik yang akan datang.
Kesadaran bahwa keterbatasan-keterbatasan yang diakibatkan penambahan kewajiban yang signifikan itulah yang kemudian seharusnya menyadarkan kita bahwa hasil penulisan yang sempurna tidak akan didapatkan seperti beberapa dekade yang lalu.  Sunnatullah, melalui hukum alam telah memberi pesan penting kepada kita tentang "hasil sempurna hanya akan didapatkan dari perencanaan dan proses yang sempurna.
Singkirkanlah keinginan untuk selalu sempurna dalam menulis, karena realitasnya, dunia yang kita gandrungi pun tampil tak sesempurna seperti yang kita inginkan.
Akhirnya hanya kesadaran untuk melakukan penyempurnaanlah yang membangkitkan energi kita  tetap tegar menulis dan menulis.
"Bukankah, yang tidak sempurna itu, tidak hanya tulisan kita ?"
"Kita berada di DUNIA YANG TIDAK SEMPURNA."
 


Penyakit "Bosan Menulis".

Saya baru bertemu dengan seorang penggiat bit coin yang juga merupakan salah satu staff di Tata Usaha tempat saya bertugas. Ditengah kesibukannya mengotak-atik file PDF yang berkenaan dengan CSS, saya mengajaknya bertukar pikiran tentang optimalisasi manajemen penggunaan ICT dalam pemebelajaran. Hadir secara kebetulan, Bapak Wakasek Kurikulum yang kemudian nimbrung dengan topik yang hampir sama. Bahkan sedang dan akan dijalankan bersinergi dengan pilihan Sistem Kredit Semester (SKS) yang sedang diterapkan di Kelas 10 tahun ini. Setahun sebelumnya, sebetulnya SKS  discontinue (On-Off) telah diterapkan pada para peserta didik Kelas 10 yang sekarang sudah duduk di Kelas 11.
Perbincangan berakhir dengan satu kesimpulan, bahkan deal anatara Wakasek Bidang kurikum denagn Staff TU tersebut, yakni rekayasa software berbasir android untuk pemenuhan bebrapa point  pada proses KBM.
Sambil lalu, saya mencoba membuka akun Google adsense saya yang memakai akun gmail dari blog ini. Ternyata, hasilnya tidak terlalu menggembirakan. Beberapa faktor, diantaranya letak iklan yang tidak terlalu sentral serta hal utama, yakni kemalasan membuat tulisan yang bisa membuat para siswa dan rekan sejawat menengok blog pun menjadi penyebabnya.
Akhirnya, saya pun tahu bahwa hasil yang tidak menggembirakan tersebut, berbanding lurus dengan produktitas saya dalam menulis. Rupanya 2 tahun terakhir ini ada satu penyakit yang sedang merundung saya, yani sebuah penyakit akaut yang bernama "Bosan Menulis". Maksudnya menulis yang tersistematis menjadi sebuah karya tuilis, yang setidaknya memberikan sebuah jalan alternatif atas permasalaha yang ada, atau setidaknya menjadi salah satu bahan bacaan yang menarik yang menggambarakan fenomena kekinian yang seharusnya dimuculkan agar "kita" senantiasa siaga mengantisipasinya. Tulisan ini, semoga menjadi entry-point bagi saya untuk melawan penyakit tersebut.

September 11, 2017

Jawa, khususnya Sukabumi Bagian Selatan yang "Seksi."

Refference to :
Southern Slope Regional Uplift
The southern mountains, some 50 km wide, extend from Pelabahanratu Bay to Nusakambangan Island. These represent the southern flank of the Java synclinal structure, an uplifted crustal block dipping to the south. The oldest rocks in the southern mountains are schists, phyllites and quartzites into which have intruded ultrabasic rocks. These rocks, which are exposed in the southwestern corner of island (the Jampang), are covered uncomformably by the Ciletuh formation of conglomerates and sandstone of late Eocene to early Oligocene- age (Baumann et al., 1973). Unconformably, on the top of Ciletuh formation, is the Jampang formation of early Miocene age. The Gabon formation in the eastern part of western Java is similar to this Jampang formation. The Jampang formation consists primarily of volcanic sed1ments such as brecciaous marl and clay. The underlying Ciletuh formation has been intruded by quartz porphyry, which might have brought the ore of the Cibitung gold mines (Nishimura & Hehuwat, 1980).
Kajian geologi regional. tentang Jawa Bagian Selatan yg.super seksi.
Daerah yang tak terpisahkan dari sejarah geologinya, dimana Van Bummelen membagi Jawa, bukan seperti wilayah administratif propinsi seperti sekarang ini, melainkan kedalam tiga wilayah : utara, tengah dan selatan.
Pembagian Van Bummelen berkenaan dengan
Wilayah yang dibagi menjadi 3 zona yaitu :
1.Bagian utara yang ditandai oleh rangkaian Baturagung Masif – Panggung Masif, dicirikan oleh relief yang kuat dan tersusun oleh batuan volkaniklastik.
2.Bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang tersusun oleh perselingan batugamping berlapis dan napal.
3.Dan bagian selatan yang sering disebut sebagai Kompleks Gunung Sewu, memiliki karakteristik bentang alam karst. Tersusun oleh batugamping berlapis dan batugamping terumbu.
Pada perkembangan penelitian selanjutnya, seperti yang dikutip pada buku-bukunya H.R. Bintarto dan Prof. Imade Shandy akan tergambarkan kekayaan akan ditemukan tambahan informasi tentang aluvial di utara dan deposit beberapa jenis mineral di selatan.
Deposit mineral inilah yang kemudian menjadi isu ekonomi-politik yang menjebloskan Sinivasan ke penjara, karena tersangkut kasus berkenaan dengan TEXMACO.
Beberapa pengamat ekonomi berspekulasi bahwa terdapat pengaruh USA dalam suksesi perundang-undangan berkenaan dengan sumber daya energi, mengingat tercium keinginan USA mendirikan Pelabuhan Barang untuk pengangkutan pasir besi dari Selatan Jawa.
Perlu political will yang kuat buat penanganan daerah selatan ini, terkhusus Wilayah Sukabumi Bagian Selatan.
http://www.amuzigi.com/







Featured Post/ Posting Unggulan

SOAL SIMULASI OSN-K KEBUMIAN 2024

HASIL PEKERJAAN SISWA  UNTUK DIKOREKSI nomer yang salah 13. C (D) 14. (A) 15. D (C) 16. B (A) 17. A (C) 19. (A) 23. A (B) 25. (D) keterangan...